Lilypie Baby Ticker



#body {width: 480px}

« Home | …Appendicitis (symptoms and cause) » | …my wish list » | ...merry christmas » | …appendicitis » | ...getting older » | ...sedekah » | ...hoorraayy!!! » | ...helppp » | ...i'm back!!! » | Look at the date!! Angkanya cantik banget ga sihhh... » 

samedi, janvier 10, 2009 

…Pernikahan, Melengkapi dan Melindungi

Postingan ini dikutip dari artikelnya free magazine Alhamdulillah it’s Friday edisi November 2008 dengan judul yang sama.
I'm so touched by the true story below..
What a true love they have!!

Keluarga sakînah, mawaddah dan rahmah, bukanlah keluarga yang tanpa gejolak. Penyatuan dua jiwa dengan sifatnya masing-masing mustahil tanpa ada benturan dan kesalahpahaman. Begitu pun juga, dari berbagai peristiwa yang mengiringi perjalanan waktu keduanya [suami dan istri] ada perkara yang menimbulkan sikap yang berbeda. Tak jarang pula perbedaan itu berakhir dengan percekcokan dan perselisihan.

Pasangan yang berharap menjadi keluarga sakînah, mawaddah dan rahmah, justru menjadikan semua gejolak itu sebagai bumbu penyedap keharmonisan hubungannya. Seperti garam yang asin itu menjadi bumbu penyedap masakan sehingga menjadi lezat. Kekurangan-kekurangan dari pasangan yang diketahui setelah sekian lama bersama tidak menimbulkan kekecewaan.

Masing-masing menyadari sepenuhnya bahwa ia terlahir memang untuk menutu
pi kekurangan dan menjadi pelindung kelemahan pasangannya. Allah swt memberi perumpamaan, suami atau istri menjadi penutup dan pelindung pasangannya seperti sebuah pakaian. Kalam-Nya: “Mereka [istri-istri] itu adalah pakaian bagi kamu [wahai para suami], dan kamu pun [para suami] adalah pakaian bagi mereka [para istri kamu]” [QS 2: 187].

Di bawah ini ada dua kisah nyata yang menceritakan bagaimana hubungan suami-istri bisa saling melengkapi dan melindungi sehingga tergambar hubungan yang dilandasi dengan cinta sejati.

Keajaiban Cinta
Seperti setiap laki-laki yang akan menikah, Eko Priyo Pratomo berharap istrinya nanti bisa menjadi istri dan ibu yang baik dan shalehah sekaligus menjadi sahabat yang bisa saling mendukung hingga akhir hayat.

Harapan itu tidaklah berlebihan, Dian Syarif, istrinya adalah perempuan yang sangat aktif, energik, dan memunyai kondisi fisik yang prima dengan pemikiran yang cerdas. Karena kemampuannya itu ia dipercaya menjabat sebagai Corporate Communication Manager di salah satu bank swasta nasional.

Namun tiba-tiba, Dian terserang penyakit yang menurut dokter tak bisa disembuhkan. Seumur hidupnya, ia harus bergantung pada obat-obatan. Dian divonis terkena penyakit lupus. Penyakit bernama lengkap Systemic Lupus Erythematosus [SLE] yang dialami Dian menyerang darah. Karena itu ia diberi obat-obatan untuk meningkatkan trombositnya.

Terapi obat yang Dian jalani memiliki efek yang cukup berat. Selain membuat wajahnya membengkak, obatobatan tersebut mengakibatkan rusaknya saraf mata. Sekarang kemampuan penglihatan Dian hanya lima persen saja. Ia hanya bisa melihat siluet tanpa bisa mencermati detai-detail benda di depannya.

Kondisi fisik Dian melemah karena penyakit ini juga menyerang organ-organ tubuh yang lain. Kandungan Dian pun harus diangkat karena mengalami pendarahan terus-menerus. Hilanglah kesempatan Dian mengandung anak.

Melihat kondisi istrinya itu, Eko sangat takut sekali. Terlintas dalam pikiran Eko, Dian akan meninggalkannya. Karena itu Eko berjuang melawan perasaannya itu dan harus tetap memberi semangat hidup pada istrinya sambil terus berusaha mencari cara mengurangi penderitaannya. Tak sedikit pun terlintas dalam pikiran Eko untuk berpaling dari Dian. Padahal, karena merasa hidupnya sangat merepotkan, Dian sempat meminta Eko untuk menikahi wanita lain. Tetapi Eko menolak, ia sangat mencintai Dian dan menurutnya cinta adalah kebahagiaan ketika bisa memberi dan berkorban tanpa merasa terbebani.

Ia menambahkan, “Saya juga sedang belajar mencintai sebagai ungkapan terimakasih dan syukur kita kepada Allah swt yang begitu mencintai dan menyayangi kita.” Tak cuma itu, bagi Eko, sekarang Dian bukan hanya menjadi pendamping hidup, tetapi juga sebagai ladang amal baginya dan orang lain.

Pernikahan bagi Eko tidak sekedar memenuhi hasrat manusia sebagai mahkluk biologis dan sosial yang membutuhkan pendamping dalam hidup di dunia. Namun yang jauh lebih penting, pernikahan harus menjadi bagian dari ibadah dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Perhatian, cinta dan kasih sayang Eko beserta seluruh keluarga menjadi pendorong Dian untuk bisa bertahan. Semua itu menjadikannya tetap bersemangat dan berkeinginan kuat untuk tetap hidup. Di saat itulah Dian merasakan keajaiban cinta. Meski dengan segala keterbatasannya, Dian tetap bisa menerapkan kemampuannya berkomunikasi, tetapi yang dikomunikasikannya berbeda. Melalui Syamsi Dhuha Foundation [SDF], yayasan yang didirikan bersama EKO, Dian berbagi dengan sesama penderita lupus [odapus] dan sahabat low vision [lovi].

c'est moi

  • I'm deylablushie
  • From Jakarta, Indonesia
  • More About Me... I think you will know once you read my posts.. Thank u for visiting my blog..
plus au sujet de moi

mon humeur en ce moment The current mood of deyla81 at www.imood.com

Powered by Blogger
and Blogger Templates



Click for the latest Jakarta / Soekarno-Hatta weather forecast.


Free Web Site Counters
comme mon invite

say somethin'!!


    Name :
    Web URL :
    Message :
    :) :( :D :p :(( :)) :x

Let's pLay wiTh BlusHie